Bahan bakar khusus ini
rencananya
diperuntukkan bagi
komunitas balap
profesional dan amatir
yang selama ini
kendaraannya masih
menggunakan bahan
bakar impor.
dilakukan oleh perusahaan yang benar-benar siap seperti
ditentukan Pemerintah (BPH MIGAS). Tidak bisa asalasalan
dan spekulasi.
Catatan khusus mengenai ini adalah harapan Pertamina
untuk diterapkannya penunjukkan ini secara
transparan dan berkeadilan. Bagaimanapun wilayah
distribusi niaga (WDN) berbeda-beda kondisi kesulitan
dan potensi ekonominya. Jangan sampai terjadi Pertamina
mendapatkan semua yang sulit-sulit hanya karena dianggap
paling siap di segala medan. Pertamina siap saja ditempatkan
di WDN sejauh kompensasinya sudah disesuaikan
dengan tingkat kesulitan di WDN tersebut.
PLAJU - Refinery Unit (RU)
III Plaju membuat terobosan
baru dengan menciptakan
Bahan Bakar Khusus (BBK)
baru jenis racing fuel.
Menurut GM RU III
Syofrinaldy pada acara field
test produk racing fuel barubaru
ini, tertariknya RU III
menciptakan produk khusus
ini, karena pada dasarnya
selama ini kilang RU III
menghasilkan berbagai jenis
produk yang memanfaatkan
nilai guna dari crude oil.
“Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, bahan
bakar ini memiliki potensi
nilai pasar yang tinggi,” ujar
Syofrinaldy. “Apalagi para
pembalap Indonesia selama
ini masih menggunakan bahan
bakar produk luar dengan
harga cukup tinggi.”
Syofrinaldy menambahkan,
racing fuel ini merupakan
bahan bakar khusus dengan
kadar oktan tinggi sehingga
mampu memberikan
tenaga dan akselerasi yang
maksimal yang dibutuhkan
dalam olah raga balap. Formula
khusus ini sudah memenuhi
requirement sebagai
bahan bakar racing berkualitas
sesuai aturan Federasi
Internasional Motorcycle.
Dari sisi pemasaran, GM
Pemasaran BBM Retail
Region II Hasto Wibowo
menyatakan bahwa pengembangan
formula racing fuel
terus dilakukan sehingga
ketika diluncurkan sudah sesuai
dengan keinginan pengguna
bahan bakar ini.
Product field test dilakukan
oleh pembalap nasional
Rifat Sungkar dengan
menggunakan mobil Suzuki
Aerio di kawasan Stadion
Gelora Sriwijaya Jaka Baring,
Palembang.
Sesi pertama, kendaraan
yang dikemudikan Rifat
menggunakan racing fuel
Candidate 1 (Polymer) yang
memiliki kadar oktan rendah.
Sesi kedua, mobil tersebut
menggunakan racing
fuel Candidate 3 dengan kadar
oktan tinggi (Alkylate).
“Kita puas dengan produk
ini. Saya yakin produk
ini bisa segera dipasarkan
karena sudah memenuhi requirement
untuk high performance
level,” tutur Rifat.
Menurut Sales Representative
BBM Retail Rayon
IV Sumsel, Daniel Alhabsy,
rencananya racing fuel akan
diproduksi dengan dua grade.
Grade A ditujukan untuk
komunitas balap profesional,
dan grade B untuk komunitas
racing life style.
Sebelumnya, pada Desember
2008 telah diadakan
Focus Group Discussion
(FGD) dengan kedua komunitas
balap tersebut untuk
mengetahui keinginan pangsa
pasar produk ini.•RU III & Pms
Rayon IV Sumsel
rencananya
diperuntukkan bagi
komunitas balap
profesional dan amatir
yang selama ini
kendaraannya masih
menggunakan bahan
bakar impor.
dilakukan oleh perusahaan yang benar-benar siap seperti
ditentukan Pemerintah (BPH MIGAS). Tidak bisa asalasalan
dan spekulasi.
Catatan khusus mengenai ini adalah harapan Pertamina
untuk diterapkannya penunjukkan ini secara
transparan dan berkeadilan. Bagaimanapun wilayah
distribusi niaga (WDN) berbeda-beda kondisi kesulitan
dan potensi ekonominya. Jangan sampai terjadi Pertamina
mendapatkan semua yang sulit-sulit hanya karena dianggap
paling siap di segala medan. Pertamina siap saja ditempatkan
di WDN sejauh kompensasinya sudah disesuaikan
dengan tingkat kesulitan di WDN tersebut.
PLAJU - Refinery Unit (RU)
III Plaju membuat terobosan
baru dengan menciptakan
Bahan Bakar Khusus (BBK)
baru jenis racing fuel.
Menurut GM RU III
Syofrinaldy pada acara field
test produk racing fuel barubaru
ini, tertariknya RU III
menciptakan produk khusus
ini, karena pada dasarnya
selama ini kilang RU III
menghasilkan berbagai jenis
produk yang memanfaatkan
nilai guna dari crude oil.
“Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, bahan
bakar ini memiliki potensi
nilai pasar yang tinggi,” ujar
Syofrinaldy. “Apalagi para
pembalap Indonesia selama
ini masih menggunakan bahan
bakar produk luar dengan
harga cukup tinggi.”
Syofrinaldy menambahkan,
racing fuel ini merupakan
bahan bakar khusus dengan
kadar oktan tinggi sehingga
mampu memberikan
tenaga dan akselerasi yang
maksimal yang dibutuhkan
dalam olah raga balap. Formula
khusus ini sudah memenuhi
requirement sebagai
bahan bakar racing berkualitas
sesuai aturan Federasi
Internasional Motorcycle.
Dari sisi pemasaran, GM
Pemasaran BBM Retail
Region II Hasto Wibowo
menyatakan bahwa pengembangan
formula racing fuel
terus dilakukan sehingga
ketika diluncurkan sudah sesuai
dengan keinginan pengguna
bahan bakar ini.
Product field test dilakukan
oleh pembalap nasional
Rifat Sungkar dengan
menggunakan mobil Suzuki
Aerio di kawasan Stadion
Gelora Sriwijaya Jaka Baring,
Palembang.
Sesi pertama, kendaraan
yang dikemudikan Rifat
menggunakan racing fuel
Candidate 1 (Polymer) yang
memiliki kadar oktan rendah.
Sesi kedua, mobil tersebut
menggunakan racing
fuel Candidate 3 dengan kadar
oktan tinggi (Alkylate).
“Kita puas dengan produk
ini. Saya yakin produk
ini bisa segera dipasarkan
karena sudah memenuhi requirement
untuk high performance
level,” tutur Rifat.
Menurut Sales Representative
BBM Retail Rayon
IV Sumsel, Daniel Alhabsy,
rencananya racing fuel akan
diproduksi dengan dua grade.
Grade A ditujukan untuk
komunitas balap profesional,
dan grade B untuk komunitas
racing life style.
Sebelumnya, pada Desember
2008 telah diadakan
Focus Group Discussion
(FGD) dengan kedua komunitas
balap tersebut untuk
mengetahui keinginan pangsa
pasar produk ini.•RU III & Pms
Rayon IV Sumsel
0 komentar:
Posting Komentar